Surat untuk Presiden

Bukit lawang yang sudah menjadi daerah wisata selama 35tahun_+ menjadi primadona wisata alam sumatra utara ,di kenal manca negara akibat reabilitasi orang hutan dan hutan leuser yang menjadi hutan warisan dunia karena keindahan hutan yang sanggat menakjupkan. Pak presiden dari dahulu sampai sekarang jalan dari binjai ke bukit lawang tidak pernah bagus dan di tempat wisata kami hanya ada 3 km jalan setapak selebihnya rakyat yang membangun. namun untuk kunjungan wisata western kami tetap no 1 di sumatra utara. Tahun 2003 kami kena musibah banjir bandang , hampir 80 %  tempat wisata kami hancur hampir 800 orang meninggal dunia, tetapi karena kecintaan kami terhadap hutan dan wisata kami bangkit, dengan kekuatan sendiri walau negara meng-anaktiri-kan kami, kami terus berjuang menata masa depan dengan keringat dan sisa sisa tenaga kami yang tersisa, dan kami bangkit tetapi kami di hantam bencana lagi dengan penutupan tempat pemberian makan orang hutan. Apa dosa kami? .Saat ini tamu yang berkunjung sangat sedikit akibat penutupan tempat pemberian makan orang hutan yang menjadi icon sumatra dan indonesia pada umumnya. Kalau kita lihat statistik hanya di langkat sampai perbatasan Aceh, hutan yang selamat ini di karenakan hampir 95 % tamu yang berkunjung melakukan kegiatan jalan hutan 1 sampai 10 hari dan perhari perorang di kenakan biaya 45 euro dan membayar simaksi masuk kawasan hutan 150 ribu/kepala. Mereka jalan sama guide, secara tak langsung mereka jadi penjaga hutan tanpa di gaji negara  dan hasilnya hutan kami selamat.

Mimpi kami sebenarnya negara atau TNGL bisa belajar, hutan bisa menjadi sumber ekonomi tanpa harus di rusak. Bukit lawang dengan Fasilitas yang serba kekurangan masih bisa bersaing dan hanya orang hutan yang menjadi Icon, Kalau potensi Bukit lawang yang ada seperti Raflesia, Air terjun, Air panas, Persawahan yang di depanya bukit bukit hijau,Gua yang sangat indah dan kekayaan tanaman obatnya yang hampir 450 jenis _+ anggrek dan bungga bungga hutan ini potensi yang terbengkalai akibat tidak ada jalan wisata yang meng hubungkan ini semua .kami tidak perlu banyak inpestasi dari negara hanya 100 milyar tidak perlu teriliun tetapi kalau pasilitas jalan wisata / 1,80 M lebar dan 200 km mengitari daerah wisatakami Insaallah kami bisa bersaing dengan malasia yang juga menjual econ wisata orang hutan di serawak dan kami bisa menjadi mahnet turis di sumatra.

Kekayaan hutan ini sebenarnya TNGL bisa merombak konsep yang selama ini hanya konsen menjaga hutan tetapi hutan kita di mana mana habis.
Kekayaan hutan kita sangat besar tetapi kekayaan itu hanya di buku belum ada inplemmintasi kekayaan itu menjadi sumber ekonomi.
Makanya kita hanya bilang selamatkan hutan tetapi kita bagi bagi hutan untuk rakyat jutaan hektar untuk di alih pungsikan, kenapa tidak maulai sekaran TNGL menjadi broker meyakinkan masyarakat dan pengusaha bagai mana kekayaan hutan itu bisa menjadi sumber ekonomi tanpa harus di tumbang.Sudah hampir 50 tahun meminta sumbangan internasional untuk menyumbang hutan ,KITA HARUS ROMBAK POLAPIKIR KITA Hutan yang menyumbang , kalau hutan menjadi sumber ekonomi maka kita akan menjaga sumber ekonomi tersebut.kalau hutan kita habis kos bencana sanggat besar jadi tidak ada artinya pembangunan.

Kami masyarakat bukit lawang ingin meyakinkan negara dan masyarakat dunia hutan bisa jadi sumber ekonomi dan bukit lawang (langkat ) menjadi laboratorium dunia hutan hutan menjadi sumber ekonomi.

Asumsi kami kalau di bangun jalan 200 km kedatangan tamu westren bisa mencapai 10 000 tamu per bulan ,karena sebelum bandang tamu yang datang rata rata 5 000 perbulan.dengan bayar si maksi masuk taman nasional 150 000 per orang negara sudah dapat 1'5 M dan untuk lihat pemberian makan orang hutan 250 000 kalau perbulan 4000 orang sudah bisa mendapatkan dana perbulan 1'9 m belum lagi melihat gajah di tang kahan .
Kita bisa bayangkan berapa perputaran uang .

Kami punya moto
Dilaut kita jaya di hutan kita kaya. Kalau hutan kita habis laut menjadi sarang bencana 
Hutan kita terlalu kaya jangan jadikan dia jadi alat megemis 
Kita bangsa yang besar.

Pak presiden yang kami hormati dan kami sayangi kami tidak iri bapak sudah beberapa kali ke danau toba dan membanggun di sana dengan uang triliunan dengan tujuan membangun wisata sumatra, tetapi mungkin bapak tidak dapat inpormasi dengan dana 100 M kami bisa menjadi mahnet wisata berkunjung ,karena kalau danau hampir di seluruh negara ada danau , tetapi hutan louser yang menjadi hutan warisan dunia dan terdapat binatang sangat langka hanya ada di langkat dan Acah tidak ada di belahan bumi yang lain , kenapa kita tidak bangga dengan anugrah ini .maaf kalau tulisan ini menyakiti hati tetapi tak ada niat untuk menyakiti siapapun dan tidak ada untuk mengajari siapapu ini hanya tulisan seorang anak bangsa yang lagi gundah gulana maaf sekali lagi. Aca

Comments

Popular posts from this blog

Meet up with fellow travellers and find a guide

Stay Connected with Family & friends in Jungle Gate Lodge

Orangutan Sumatra & leuser wildlife