Orangutan Sumatera di Bukit Lawang
Orangutan sumatra memiliki tinggi sekitar 4,6 kaki dan berat 200 pon. Hewan betina berukuran lebih kecil, dengan tinggi 3 kaki dan berat 100 pon.
Kerajaan: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Mammalia, Ordo: Primates, Famili: Hominidae, Genus: Pongo, Spesies: Pongo abelii.
Orangutan mematahkan cabang pohon dan mengasah ujungnya dan menggunakannya untuk mencungkil lubang pohon untuk mencari rayap. Mereka juga menggunakan batang itu untuk memukul-mukul dinding sarang lebah. Selain itu, orangutan juga menggunakan alat untuk makan buah pohon Neesia matang. Buah itu keras, kulit yang bergerigi melunak hingga ia jatuh terbuka. Di dalamnya ada biji yang disukai orangutan, namun mereka diselimuti rambut yang mirip serat kaca yang sakit bila termakan. Orangutan pemakan Neesia akan memilih batang lima inci, mengulitinya dan kemudian menghilangkan bulu-bulu itu dengannya. Bila buah itu sudah bersih, kera itu akan makan bijinya menggunakan batang itu atau jemarinya.
Rerata jangka waktu kelahiran orangutan Sumatra merupakan rerata jangka waktu terlama di antara kera besar. Orangutan Sumatra melahirkan saat mereka berumur sekitar 15 tahun. Bayi orangutan akan dekat dengan induknya hingga tiga tahun. Bahkan setelah itu, anaknya masih akan berhubungan dengan induknya. Kedua spesies orangutan mungkin hidup beberapa dekade; perkiraan panjang umurnya dapat melebihi 50 tahun. Rata-rata perkembangbiakan pertama P. abelii adalah sekitar 12,3 tahun tanpa ada tanda menopause.
Orangutan Sumatra endemik dari pulau Sumatra dan hidupnya terbatas di bagian utara pulau itu. Di alam, Orangutan Sumatra bertahan di provinsi Aceh & Pprovinsi Sumatra Utara.
Primata ini dulu tersebar lebih luas, saat mereka ditemukan lebih ke Selatan tahun 1800-an seperti di Jambi dan Padang. Sebagian populasi di provinsi Sumatra Utara sepanjang perbatasan dengan NAD, terutama di hutan-hutan sekitar Taman Nasional Gunung Leuser seperti di Bukit Lawang & Ketambe.
Tahun 2002, World Conservation Union menempatkan spesies ini dalam IUCN Red List dengan status kritis.
Beberapa di antaranya dilindungi di lima daerah di Taman Nasional Gunung Leuser dan lainnya hidup di daerah yang tidak terlindungi: blok Aceh barat laut dan timur laut, sungai Batang Toru Barat, Sarulla Timur dan Sidiangkat.
Program pembiakan telah dibuat di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di provinsi Jambi dan Riau dan menghasilkan populasi orangutan Sumatra yang baru.
Sementara Sumateran Orangutan Conservation di Bukit Lawang sebagai lokalisasi utk perawatan Orangutan atau lebih dikenal dengan nama Orangutan Feeding diharapkan bisa aktif kembali.
Comments
Post a Comment